Jagongan 4 : Jejak Gunung Dalam Sistem Budaya Jawa Kuno

 
Gunung merupakan permukaan bumi yang menjulang ke atas dan bentuk tanah yang menonjol di atas wilayah sekitarnya. Sebuah gunung biasanya terbentuk dari gerakan tektonik lempeng, gerakan orogenik atau gerakan epeirogenik. Indonesia merupakan kawasan cincin api, wilayahnya banyak memiliki gunung-gunung berapi aktif.

Dalam Hinduisme maupun Buddhisme terdapat suatu konsep tentang gambaran alam semesta sebagai makrokosmos dan alam yang ditempati oleh sekelompok masyarakat sebagai mikrokosmos. Dalam penerapannya, Makrokosmos dan Mikrokosmos berdiri sejajar. Alam semesta digambarkan sebagai sebuah lingkaran atau cincin, dan terdiri atas wilayah-wilayah yang tersusun sedemikian rupa mengelilingi sebuah Gunung Meru sebagai pusatnya. Sebagai penerapan konsep kesejajaran, dimana jagad raya (makrokosmos) berpusat pada Gunung Meru, Jagad kecil (mikrokosmos) juga harus memiliki representasi Gunung Meru sebagai pusatnya.

Pada masa Hindu-Buddha di wilayah Nusantara, peranan gunung menjadi salah satu faktor penting juga dalam kemunculan peradaban-peradaban baru. Mulai dari sistem religi, sistem perekonomian, sistem tatanan sosial, bahkan juga sistem politik terkait dengan penempatan suatu pusat kerajaan, seperti yang terjadi pada kemunculan beberapa kerajaan di Nusantara.

Nha jagongaan kali ini, Prof. Dr. Timbul Haryono, M.Sc sebagai pemantik akan membahas tentang bagaimana peran penting GUNUNG sebagai konsep makrokosmos dalam sistem budaya Jawa Kuno. Mari kita ikuti keseruannya untuk menambah wawasan kita tentang Budaya Adiluhung Nusantara

0 Komentar

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama