Lima Kerajaan Tertua dan Terbesar di Sumbawa

Pada abad ke 14 dan 15, di Sumbawa terdapat sekitar 8 buah kerajaan besar dengan masing-masing memiliki kerajaan satelit, yaitu ;

1. Kerajaan Utan Kadali di Utan,
2. Kerajaan Seran di Seteluk, KSB,
3. Kerajaan Taliwang, di KSB,
4. Kerajaan Jereweh di KSB,
5. Kerajaan Ngali, di Lape,
6. Kerajaan Sampar Samulan di Moyo Hulu.
7. Kerajaan Gunung Galesa, di Olat Po Moyo Hilir,
8. Kerajaan Gunung Setia di Sumbawa.

Dari kedelapan kerajaan ini, 5 (lima) diantaranya merupakan kerajaan tertua yaitu Kerajaan Ngali, Utan Kadali, Sampar Samulan, Seran, dan Taliwang. Kerajaan Ngali diperkirakan berdiri pada abad ke 5 M dan ini merupakan kerajaan yang tertua di sumbawa.

Kerajaan yang termasuk dalam wilayah kekuasaan Ngali adalah ;

1. Kedatuan Tangko di Empang (sebelum dikuasai oleh Dompu),
2. Kedatuan Kolong di Brang Kolong,
3. Kedatuan Dongandi Lape,
4. Negeri Tepal di Tepal,
5. Kedatuan Petonang di Ropang,
6. Kedatuan Selesek di Selesek, dan
7. Kedatuan Mentodi Lantung.

Bukti adanya Kerajaan Ngali masih dapat ditemukan di Olat Maja yang merupakan pusat kekuasaan kerajaan ini dalam bentuk benteng dan beberapa buah mesjid. Ibu kota kerajaan ini hancur ketika meletusnya Gunung Tambora tahun 1815. Sebagian masyarakatnya pindah ke Ngali Bima dan membentuk komunitas baru di daerah itu, sebagian kecil menyebar ke Lombok, Jawa (Malang), sedangkan keturunan Raja Ngali mengungsi ke Unter Tanar Selante.Kerajaan tertua lainnya adalah Sampar Samulan.

Ai Renung berdiri terlebih dahulu beberapa abad setelah Kerajaan Ngali, baru kemudian Kerajaan Sampar Samulan yang didirikan hampir bersamaan dengan Kerajaan Utan Kadali.Kedatuan Ai Renung tidak mampu bertahan lama sehingga kedatuan ini bergabung dengan Kedatuan Sampar Samulan yang saat itu dipimpin oleh Raja Dewa Awan Kuning.

Wilayah kekuasaan kerajaan ini membentang dari Boak sampai Lenangguar, termasuk didalamnya adalah Kedatuan Perumpak, di dekat Pernek.Wilayah Kerajaan Utan Kadali dari Rhee sampai dengan Alas Barat berbatasan dengan wilayah Kerajaan Seran.Kerajaan Utan Kadali merupakan kerajaan Hindu terbesar di Sumbawa.

Kekuasaan kerajaan ini berakhir ketika terjadinya penaklukkan oleh Gowa pada tahun 1618 s/d 1623. Raja-raja yang diketahui pernah memerintah di kerajaan ini adalah Datu Na Macene, Dewa Lengit Ling Baremang, dan Dewa Lengit Ling Utan.

Peninggalan kerajaan ini dapat ditemukan dalam bentuk batu gong dan beberapa cerita rakyat seperti Datu Basange Jaran, dll.Kerajaan Seran dan Taliwang yang berada di ujung bagian barat Sumbawa.

Kerajaan Seran lebih dahulu berdiri dibandingkan dengan Kerajaan Taliwang, meskipun kedua kerajaan ini sama-sama ditaklukkan oleh Majapahit tahun 1357 itu dapat dilepaskan dari keberadaan nekara yang ditemukan di kaki bukit Seran.

Kerajaan Seran memiliki hubungan emosional yang lebih tinggi dengan kerajaan-kerajaan di bagian timur Sumbawa, yang kemudian mempengaruhi bahasa yang berkembang di wilayah ini, sedangkan Kerajaan Taliwang memiliki hubungan yang erat dengan Kerajaan Selaparang di bagian timur Pulau Lombok.

Pada abad ke 14, tepatnya tahun 1319 sebagian besar diantara kerajaan-kerajaan itu kemudian membangun komitmen bersama untuk membentuk sebuah kerajaan baru yang diberi nama kerajaan Samawa Puin. Tentang hal ini diceritakan dalam sebuah lawas ;

Sopo telu sopo siwaKa manang tana SamawaArtinya :Tahun 1319 Berdiri Kerajaan Samawa

[3]Keberadaan kerajaan ini tidak diketahui dengan pasti, tapi bila mengacu pada cerita rakyat Temang Dongan yang sangat melegenda itu, serta penemuan benda peninggalan pra sejarah yaitu kubur batu yang berusia sekitar 2000 tahun SM yang letaknya tidak terlalu juah dari pusat kekuasaan Kerajaan Ngali, yaitu Olat Maja, kemungkinan besar di tempat ini dulunya memang terdapat sebuah kerajaan. Entah karena bencana alam ataukah karena hal lainnya, masyarakat dari daerah ini yang masih berbentuk suku-suku kemudian pindah ke Olat Maja lalu membangun sebuah kerajaan.

[4] Informasi tentang keberadaan kerajaan ini terdapat dalam buku Lalu Manca hal 111. Dalam buku itu dijelaskan bahwa pada masa pemerintahan Sultan Harunnurasyi II, Kerajaan Mento telah di serang dan di hapus karena mengangkat raja yang bukan dari kalangan raja, dan kedua karena tidak membayar upeti. Di Lantung saat ini terdapat beberapa peninggalan sejarah yang kemungkinan besar merupakan peninggalan Kerajaan Mento, yaitu ; Lampak Ne Gaja ; jejak kaki gajah, Batu Surat ; batu yang berisi tulisan, dll. Tapi sampai saat ini belum ada satupun peneliti yang mencoba menggali tentang keberadaan peninggalan yang sangat penting ini.

[1] Penentuan kelima kerajaan ini sebagai kerajaan tertua tidak dapat dilepaskan dari penemuan beberapa benda pra sejarah di wilayah itu, seperti sarkofagus, batu peti, nekara, dsb.

[2]Dari tutur yang berkembang di Desa Batu Bulan, bahwa dulunya di tempai itu terdapat sebuah kerajaan yang bernama Sampar Samulan, bukan Kerajaan Dewa Awan Kaning seperti yang ditulis oleh Lalu Manca, karena Dewa Awan Kuning merupakan nama salah seorang raja Sampar Samulan. Raja dari kerajaan ini terkenal dalam kisah legenda Lala Bulan, seorang puteri yang bunuh diri karena menjadi rebutan 7 (tujuh) orang datu atau raja, termasuk Raja Samulan.

Sumber: IHIN SOLIHIN

0 Komentar

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama