Menengok Situs Liyangan Yang Penuh Cerita


sumber gambar: BPCB Jateng
Oleh: Imam Teguh P

Situs Liyangan teletak di Dusun Liyangan, Desa Purbosari, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung. Lokasinya tepat di kaki Gunung Sindoro sehingga suasananya sejuk. Lingkungan situs ini masih aktif digunakan untuk lahan pertanian oleh warga. Selain itu, situs ini terletak tidak jauh dari beberapa peninggalan arkeologi lainnya seperti Candi Pringapus. 

Situs ini diidentifikasi sebagai area pemukiman dan pemujaan yang terintegrasi dalam satu kawasan. Terdapat setidaknya 6 bangunan candi dan batur serta 1 bangunan bekas petirtaan dengan miniatur candi di tengahnya yang berhasil ditemukan di situs tersebut. Situs diperkirakan berasal dari masa Kerajaan Mataram Kuno yang dapat dikenali dari beberapa bentuk bangunan berciri khas era Mataram Kuno. Selain itu, juga telah dilakukan pengujian karbon pada sisa peninggalan arang bambu di Situs Liyangan yang menunjukan bahwa abad VIII-XI adalah ‘masa hidup’ dari situs ini. 

foto: Antara/Anis Efizudin

Penemuan Situs Liyangan tidak disengaja, akibat dari kegiatan penambangan pasir oleh warga pada tahun 2000. Pada tahun 2008, penambangan masif di kawasan tersebut membuat struktur talut kuno tersingkap dari tumpukan pasir. Warga sekitar merespon temuan tersebut dan melaporkannya pada  Balai Arkeologi Yogyakarta yang kemudian instansi tersebut melakukan survei dan penelitian penjajagan pada tahun 2009. Setelah diteliti lebih lanjut oleh Balai Arkeologi Yogyakarta dengan melakukan eskavasi, akhirnya Situs Liyangan dapat tersingkap tahap demi tahap. Situs Liyangan selain memiliki tinggalan berupa bangunan juga memiliki tinggalan berupa benda-benda hasil dari aktivitas penduduk Liyangan di masa lalu. Benda-benda tersebut seperti tembikar dan kermik yang ditemukan di sekitar situs. Temuan keramik Cina yang diidentifikasi dari masa dinasti Tang di situs ini menjadi perhatian tersediri. Temuan tersebut menjadi indikasi aktivitas perdagangan masyarakat Jawa Kuno dengan pedagang asing serta menempatkan keramik tersebut sebagai barang yang prestis.

sumber gambar: Antara

Temuan lainnya pada situs Liyangan berupa benda-benda yang terbakar, seperti padi, beras, dan lainnya. Benda-benda yang terbakar tersebut oleh arkeolog diinterpretasikan sebagai akibat letusan Gunung Sindoro pada masa silam. Hal itu didukung pula dengan temuan struktur yang sebagian terpendam pasir vulkanis. Ketiadaan temuan rangka pada situs tersebut memberikan kecurigaan para ahli bahwa masyarakat Liyangan cukup maju dalam mitigasi bencana. mereka telah sadar tentang adanya bencana dan segera mengungsi sebelum letusan vulkanis Gunung Sindoro menerjang daerah di Liyangan. Hal itu menjadi sebuah keistimewaan tersendiri dari Situs Liyangan.

Situs Liyangan saat ini dikelola oleh BPCB Jawa Tengah dan dibantu oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Temanggung serta masyarakat sekitar. Area di sekitar situs yang tadinya hanya dimanfaatkan oleh warga sebagai ladang dan tambang pasir, saat ini dimanfaatkan sebagai objek wisata. Beberapa fasilitas telah dibangun sebagai penunjang wisata, antara lain penginapan yang berbentuk joglo dan kolam renang mini. Keberadaan Situs Liyangan bagi warga sekitar juga diharapkan dapat membantu mengangkat potensi Desa Purbosari dan warga di sekitar situs. Semoga nantinya Situs Liyangan dapat dikembangkan lebih lanjut, mengingat pentingnya keberadaan Situs Liyangan yang dapat memberikan kita informasi mengenai kebudayaan luhur dan cara hidup nenek moyang di masa lampau.

Daftar Rujukan: 
  • Novida Abbas, Liyangan : Mozaik Peradaban Mataram Kuno di Lereng Sindoro, (Yogyakarta :Kepel Press).
  • Sugeng Riyanto, Liyangan : Kini, Doeloe, dan Esok (Yogyakarta : Balai Arkeologi DIY, 2018).
  • Sugeng Riyanto, Situs Liyangan : Ragam Data,Kronologi, dan Aspek Keruangan (Yogyakarta : Berkala Arkeologi Vol.35 No.1,2015).

Salam Sigarda ✌️ Indonesia 🇲🇨

#KENALI
#CINTAI
#Bersama
#SINAU_CAGAR_BUDAYA

0 Komentar

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama