Jelajah Jejak Kolonial di Yogyakarta

Salam Sigarda ✌️ Indonesia 🇮🇩

 

Kegiatan ketiga dalam menyambut Ulang Tahun Sigarda Indonesia ke-2, berjalan dengan lancar sejak jam 08.00-15.00.

Peserta berjumlah 50 orang berdatangan dari Yogyakarta, Karanganyar, Semarang, Magelang, Sidoarjo, Jakarta, Kuningan, dan Subang untuk mengikuti kegiatan JELAJAH JEJAK KOLONIAL di YOGYAKARTA (11/02/2023).  Kegiatan Jelajah Sigarda ini dikelola oleh SIGARDA INDONESIA Perwakilan Yogyakarta   yaitu mas Doni Wahyujati, pak Subagio, pak Rukun, dibantu Affrel Adia, dan dikawal Pengurus Pusat bu Retno Purwanti, Ika Dewi,  Dewi Afriani Lubis, dan Shofwatul Qolbiyah.

 

Jumlah peserta kali ini dibatasi karena protokoler GEDUNG AGUNG (Istana Kepresidenan) masih menerapkan Prokes ketat dengan pembatasan jumlah pengunjung. Meskipun demikian, Jelajah kali ini cukup memberikan pengetahuan  tentang ruang2 di Istana dan sejarahnya  yang sekarang tidak lagi bisa dimasuki oleh pengunjung karena pertimbangan keamanan. Ditambah penjelasan dari mbak Ira (pemandu)  tentang koleksi Museum Gedung Agung yang menampilkan jejak Pemerintahan 6 orang Presiden dan Wakil Presiden RI, berbagai koleksi karya para maestro yang berjumlah sekitar 200 lukisan dan juga souvenir-souvenir Kepresidenan.

Gambar 1 Gedung Agung (Istana Kepresidenan)
Sumber: Dokumentasi Pribadi


Lokasi kedua yang dikunjungi adalah MUSEUM SONOBUDOYO  yang gedungnya juga merupakan peninggalan kolonial. Koleksi di dalamnya cukup lengkap dari masa praaksara hingga masa klasik, dan juga berbagai koleksi terkait dengan budaya lokal, seperti batik, persenjataan tradisional, wayang yang juga dilengkapi film animasi kisah Ramayana, berbagai jenis dolanan anak dan lain-lain. Selain itu Museum Sonobudoyo juga memilik gedung baru dengan menampilkan berbagai macam koleksi seperti topeng, pakaian adat, dan koleksi lain yang dipajang dengan  tema museum kontemporer.

 

Lokasi berikutnya,  rombongan menyusuri Gedung KANTOR POS dan BANK INDONESIA. Mas Yoses Tanzaq dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X, memberikan penjelasan tentang gaya arsitektur dari  kedua gedung tersebut. Gedung ini merupakan salah satu arsitektur masa transisi atau peralihan dari gaya Indische Empire Style (abad 18 dan 19) menuju ke gaya kolonial modern. Dan Gedung de Javasche Bank (Gedung BI) merupakan satu-satunya yang berstatus Hak Milik di bawah kepemilikan Bank Indonesia yang berada di Area Sultan Ground Kasultanan Yogyakarta.

Gambar 2 Bank Indonesia
Sumber: Dokementasi Pribadi

Lokasi terakhir  yang dikunjungi adalah BENTENG VREDENBURG, bertepatan dengan mulai turunnya hujan. Sambil melepas lelah setelah berjalan kaki cukup jauh, para peserta menikmati makan siang dan melaksanakan ibadah sholat. Dilanjutkan berkeliling area museum dengan penjelasan dari pemandu Museum. Menyusuri cerita berbagai fungsi bangunan  dan peruntukannya di masa dulu dan sekarang. Sayang penjelasan belum bisa dituntaskan karena hujan mengguyur dengan cukup deras.

Gambar 3 Benteng Vredenburg
Sumber: Dokumentasi Pribadi


Kegiatan diakhiri dengan pengumuman dan pemberian hadiah kepada 3 orang pemenang dan doorprize untuk 2 orang peserta. Kegiatan ditutup dengan suasana gembira meskipun hujan masih mengguyur kota Yogyakarta. Semoga JELAJAH SIGARDA kali ini akan menambah pengetahuan tentang tinggalan masa Kolonial yang terpusat di kawasan TITIK NOL YOGYAKARTA. Terimakasih kami sampaikan pada para peserta, mas Yoses selaku Narasumber dan para pengelola objek kunjungan.  Sampai jumpa di kesempatan Jelajah Sigarda berikutnya....

 

Tetap dukung kami melalui Link Sigarda Indonesia berikut ini

https://linktr.ee/sigarda

 

#KENALI

#CINTAI

#Bersama

#SINAU_CAGAR_BUDAYA


0 Komentar

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama