Kopi Spesial Ulang Tahun Sigarda ke 1: Logam dan Peradaban Manusia



Salam SigardaIndonesia

Para Arkeolog menyatakan setelah Zaman Batu terdapat Zaman Logam. Perkembangan kebudayaan Zaman Batu yang berlangsung selama puluhan ribu tahun Sebelum Masehi (SM) berjalan sangat lambat. Manusia bertahan hidup dengan perkakas batu. Pada akhir Zaman Batu yakni Periode Neolitik akhirnya manusia mengenal bercocok tanam dan hidup menetap membuat rumah sederhana.

Pada Zaman Logam terjadi lompatan peradaban yang luar biasa. Manusia mampu menghasilkan alat logam untuk berbagai keperluan. Pada zaman yang berlangsung beberapa ribu tahun SM itu akhirnya terjadi kemajuan di berbagai bidang kehidupan.

Zaman logam atau Paleometalik atau disebut Zaman Perundagian, yakni zaman pertukangan, maksudnya telah terdapat para ahli atau spesialis bidang tertentu. Zaman Logam dimulai dari Zaman Tembaga, Zaman Perunggu, kemudian Zaman Besi.

Tembaga dan Perunggu digunakan untuk membuat berbagai alat keseharian. Namun, tingkat kekerasannya kalah dibandingkan Besi. Saat manusia mampu melebur logam besi, menempa, dan mencetak maka dihasilkan alat yang kuat misalnya senjata.

Fakta Arkeologi menunjukkan setelah Zaman Batu dilanjutkan ke Zaman Logam. Akan tetapi, mengapa dapat terjadi perubahan kemampuan manusia? Para ahli belum dapat menjelaskan detail bagaimana manusia dapat mengenal mineral, bagaimana mineral tersebut diolah menjadi logam murninya, dari mana muncul pengetahuan melebur, dan dari mana muncul kemampuan mengolah logam seperti menempa dan melakukan perlakuan panas pada produk logam tersebut sehingga kekuatan dan ketangguhannya meningkat. Bagaimana manusia akhirnya menemukan besi?

KOPI SPESIAL dalam rangka HUT SIGARDA INDONESIA ke-1 akan membahas "LOGAM dan PERADABAN MANUSIA" bersama Pakar Arkeometalurgi, Prof. Dr. Timbul Haryono, M.Sc. Dan diskusi akan dipandu oleh Pengurus Sigarda Indonesia yang juga seorang Arkeometalurgist muda, Harry Octavianus Sofian, S.S, M.Sc.

Kemudian acara spesial kali ini akan dilanjutkan dengan RAMAH TAMAH sebagai rasa syukur atas 1 tahun kehadiran SIGARDA INDONESIA di tengah para pemerhati dan pecinta Sejarah, Budaya dan Arkeologi di Indonesia.


0 Komentar

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama