Gua Jepang di Bukittinggi, Sumatera Barat

 

Penulis: Ika Dewi Retnosari

Tahun 1994, ketika tinggal cukup lama di Sumatra Barat, saya sempat berkunjung ke salah satu destinasi wisata di Kota yang pernah menjadi ibu kota Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI)yaitu Bukittinggi. Lokasinya berada di tengah kota dan dari lokasi itu kitapun bisa melihat salah satu benteng alam yang sangat indah di Sumatera Barat, Ngarai Sihanok.

Lokasi yang saya kunjungi adalah Lubang Jepang Bukittinggi (juga dieja Lobang Jepang), merupakan sebuah terowongan (bunker) perlindungan yang dibangun tentara pendudukan Jepang sekitar tahun 1942 untuk kepentingan pertahanan.

Lubang tersebut di buat atas instruksi Letjen Moritake Tanabe Panglima Divisi ke 25 Angkatan Darat Balatentara Jepang. Lubang perlindungan tersebut, konon mampu menahan letusan bom seberat 500 kg. Konstruksi lubang ini dikerjakan sejak Maret 1944 dan selesai pada awal Juni 1944 dengan kedalaman mencapai 49 meter di bawah permukaan tanah.

Lubang Jepang dibangun sebagai tempat penyimpanan perbekalan dan peralatan perang tentara Jepang, dengan panjang terowongan yang mencapai 1400 m dan berkelok-kelok serta memiliki lebar sekitar 2 meter. Terdapat setidaknya 21 lobang/ruangan yang saling terhubung. Ada ruang amunisi, ruang tidur, ruang pengintaian, ruang pelarian, ruang penyiksaan, ruang sidang, ruang rapat, penjara dan dapur. Semuanya terhubung satu dengan yang lain seperti Labirin.

Diperkirakan puluhan sampai ratusan ribu tenaga kerja paksa atau romusha dikerahkan dari pulau Jawa, Sulawesi dan Kalimantan untuk menggali terowongan ini. Pemilihan tenaga kerja dari luar daerah ini merupakan strategi kolonial Jepang untuk menjaga kerahasiaan proyek ini. Sementara tenaga kerja dari Bukittinggi sendiri dikerahkan di antaranya untuk mengerjakan terowongan pertahanan di Bandung dan Pulau Biak.

Gua Jepang diresmikan sebagai objek wisata oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Fuad Hassan pada tanggal 11 Maret 1986. Beberapa pintu masuk ke Lubang Jepang ini diantaranya terletak di Taman Panorama kawasan Ngarai Sianok, samping Istana Bung Hatta dan Kebun Binatang Bukittinggi, yang kemungkinan dulu memang sudah menjadi jalur keluar masuk ke dalam goa ini.

Narasi : rangkuman dari berbagai sumber

0 Komentar

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama