Candi Lor: Monumen Kemenangan di Anjukladang

Oleh: Muhammad Ali Faqih


Candi Lor merupakan bangunan suci bersejarah yang diyakini sebagai monumen berdirinya Kabupaten Nganjuk. Berada di Desa Candirejo, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk. 

Dalam catatannya, Rafles menyebutkan jika di Distrik Anjoek terdapat bangunan suci yang bangunannya sangat bagus seperti Candi Jabung di Probolinggo. Mengenai tahun berdirinya, N.J Krom berpendapat jika Candi Lor berdiri sejak tahun 859 Saka atau 937 Masehi yaitu pada masa-masa awal pemerintahan Pu Sindok dari Kerajaan Medang. Penanggalan ini didasarkan pada angka tahun yang terdapat dalam Prasasti Anjukladang yang juga ditemukan di sekitar bangunan Candi Lor.


Dalam Prasasti Anjukladang disebutkan bahwa Pu Sindok memerintahkan agar tanah sawah di suatu wilayah tertentu di Anjukladang dijadikan sima, yaitu sebagai anugerah raja bagi penduduk Anjukladang. Sima adalah pemberian anugerah kepada wilayah/tanah yang dibebaskan dari kewajiban membayar pajak. Di atas tanah sima tersebut kemudian dibangun sebuah bangunan suci berupa Jayastambha, dalam literatur modern bisa diartikan sebagai "tugu kemenangan". Tugu kemenangan ini memperingati keberhasilan pasukan Pu Sindok dalam menghalau serangan dari tentara Melayu dengan bantuan masyarakat Anjukladang. Keberadaan candi ini menjadi anugerah sekaligus penghargaan kepada masyarakat Anjukladang karena membantu pasukan Pu Sindok dalam menghalau serangan tersebut.


Candi ini berdiri di atas tanah seluas 42×39,4 meter, dengan luas alas bangunan 12,4×11,5 meter, dan tinggi candi sekitar 9,3 meter. Berupa bangunan suci tanpa ruang yang dibangun dengan susunan batu bata merah. Sisa dari bangunan suci yang dapat kita temui saat ini hanyalah reruntuhan bangunan bata merah yang dicengkeram pohon kepuh besar. Jika dilihat sekilas bangunan candi ini hanyalah seperti tumpukan batu bata, oleh karena itu masyarakat sekitar juga mengenal candi ini sebagai “Candi Boto”.


Bangunan candi ini mengahadap ke barat, dan di depannya terdapat fragmen yoni yang agak kecil. Beberapa meter di sebelah barat candi juga ditemukan struktur pondasi yang kemungkinan merupakan struktur candi perwara. Di antara struktur tersebut ada yang diyakini oleh masyarakat sebagai Makam Eyang Kerto dan Eyang Kerti. Selain itu juga terdapat temuan berupa fragmen lingga dan dua buah arca yang disimpan di dalam pos jaga. Keseluruhan Cagar Budaya tersebut mulai dari bangunan candi, yoni, lingga, hingga arca terkumpul dalam satu Situs Cagar Budaya Candi Lor.


Referensi:

  • Hardiati, E.S., Djafar, H., Soeroso, Ferdinandus, P.E.J., & Nastiti, S. (Eds). 2010. Zaman Kuno. Dalam R.P Soejono & R.Z. Leiriza. Sejarah Nasional Indonesia Jilid II. Jakarta: Balai Pustaka.
  • Paryadi. 28 April 2022. Komunikasi Personal.
  • https://loceret.nganjukkab.go.id/desa/candirejo/profil/121 


Salam Sigarda ✌️Indonesia 🇮🇩


#KENALI

#CINTAI

#Bersama

#Sinau_Cagar_Budaya

0 Komentar

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama