Ki Ompong Pocong Soedarsono Pentas Wayang Blang Bleng di Desa Segaran Delanggu Kabupaten Klaten



Berbagai cara yang dilakukan aktivis maupun seniman dalam mencintai dan melestarikan budayanya. Seperti yang dilakukan oleh Ki Ompong Pocong Soedarsono dalam wayang blang bleng menjadikan kesenian wayang lebih mudah dimengerti siapapun.

Beliau mengatakan pementasan wayang yang ditampilkan benar-benar materi yang disampaikan sangat sederhana karena mengikuti perkembangan zaman sehingga lebih muda dimengerti oleh berbagai kalangan.

Tidak seperti dalang pada umumnya, penampilan Ki Ompong Pocong Soedarsono di desa segaran delanggu itu penuh dengan dedaunan yang menghiasi tubuhnya.

Kemarin (29/5) sekitar pukul 15.30, pria yang biasa dipanggil Ki Ompong Pocong Soerdarsono itu memainkan wayang blang bleng di depan belasan anak-anak. Lelaki 35 tahun asal Temanggung, Provinsi Jawa Tengah itu berhasil membuat belasan anak-anak bisa tersenyum lebar dengan gembira. Lelaki berambut gimbal itu sangat atraktif. Sekali-kali, dia bertanya dan menjawab setiap ada anak-anak yang nyeletuk. “Hayooo siapa?,” katanya saat ada pertanyaan tokoh wayang yang dimainkan.

Ki Ompong dengan gaya khas dalang menjelaskan semuanya dengan baik. Sore itu, dia menerangkan tokoh-tokoh yang dimainkan. Mulai dari semar, punakawan, maupun brotoseno. Semuanya ada, hanya sebagian dia ubah dengan bentuk wajah hansip, polisi, petani hingga profesi lainnya.

Tampil dengan alat seadanya, Ki Ompong yang sudah berkeliling di puluhan kota di Indoensia ini selalu tampil sendirian. Tidak ada pemain gamelan yang dia ajak, semua musik bersumber dari sound system yang dia siapkan dari rumah.

“Makanya bisa ke mana-mana, saya bawa peralatan cukup satu kotak ini saja,” katanya. Jika saja tidak ada pandemi corona, ia bahkan sudah diajak ke Lombok untuk menampilkan wayang blang bleng di sana. Wayang yang ditampilkannya itu bisa dimainkan di mana saja dan pasti akan menyesuaikan dengan kondisi dan situasional karena wayang adalah budaya kita semua, bukan jawa saja.

Pada intinya, setiap cerita dan kisahnya, pertunjukan wayang pasti membawa edukasi tentang moral, estetika, dan budipekerti. “Hari ini (kemarin, Red) saya coba mengajak bocah srawung alam dan bocah srawung wayang,” bebernya.

Karena itu, dia memberikan namanya dengan wayang blang bleng yang artinya bisa dimasukkan ke semua unsur. Karena ceritanya kontemporer, maka pria lulusan SMA Bung Karno Karang Pandan, Solo ini tidak pernah membawakan kisah tentang konflik.

“Konflik apapun selalu saya hindari, baik politik, asmara, atau lainnya,” ucapnya. Baginya, ini adalah cara bagaimana mendekatkan anak-anak untuk bisa mendekatkan dengan wayang. Dia pun tidak peduli bila ada warga atau seniman lainnya mengejek, menghujat, dan mencemooh apa yang dilakukannya.

Karena beliau menganut paradigma selaras dengan alam, maka tak jarang beliau melakukan pertunjukan di jalan hingga di sungai. Kegiatan yang sudah dilakoni selama empat tahun itu kerap mendapat perlakuan tidak baik. Bahkan Ki Ompong sempat diusir dan tidak diterima saat melakukan pertunjukan. Dalam waktu dekat, yakni tanggal 1 juni 2021 beliau pementasan di depan IAIN Surakarta.

Saat ini, pentas wayangnya kebanyakan menyasar ke anak-anak dan komunitas. Terpisah, Bro Ruwanda Pengurus Karang Taruna Garuda desa segaran delanggu menjelaskan, bahwa kehadiran Ki Ompong di desanya atas permintaannya dan para sesepuh desa segaran. Dia ingin menampilkan pertunjukan kepada anak-anak dan warga yang selama pandemi covid19 ini jenuh.(Admin)

0 Komentar

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama